Survei: Pengaruh PSBB Pandemi COVID-19 Terhadap Perusahaan PMA di Jakarta, Cikarang dan Karawang


Efek dari pandemi COVID-19 ini telah memberikan banyak pengaruh kepada perekonomian di Indonesia. Penyebaran virus yang cukup tinggi membuat pemerintah harus turun tangan dengan memberlakukan PSBB yang dilaksanakan sejak 10 April 2020. Perusahaan pun mau tidak mau melaksanakan aktivitas perkantoran dari rumah, termasuk perusahaan PMA yang berlokasi di sekitar Jakarta dan sekitarnya. Terutama perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, tentunya banyak penyesuaian yang harus dilakukan setelah PSBB diubah menjadi PSBB transisi / proporsional agar bisa terus mempertahankan produksinya.

Japanect Consulting telah menghubungi sekitar 40 perusahaan PMA Jepang yang berlokasi di Jakarta, Cikarang, dan melakukan survei kecil mengenai pengaruh COVID-19 terhadap perusahaan. Data kami ambil pada tanggal 9-12 Oktober 2020 dan kami rangkum dalam bentuk diagram berikut ini.

 

Pengaruh Pandemi COVID-19 Terhadap Jumlah Karyawan


Menurut hasil survey, lebih dari setengah dari sumber kami menyatakan bahwa tidak ada pengurangan karyawan di tengah pandemi COVID-19 yaitu dengan jumlah 51.3%. Di urutan kedua banyak perusahaan yang mengurangi karyawan kontrak dengan tidak memperpanjang kontrak karyawan yang habis pada masa pandemi.

Berdasarkan data tersebut, walaupun masih lebih banyak PMA di Jakarta-Bekasi yang masih mempertahankan karyawannya selama pandemi, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak pula perusahaan yang terpaksa mengurangi jumlah karyawannya. Kebijakan yang digunakan pun berbeda-beda namun dengan tujuan yang sama yaitu menghadapi krisis yang terjadi terutama di tahun 2020 ini.

 

Pengaruh Pandemi COVID-19 Terhadap Gaji Karyawan


 

Sebesar 74.4% PMA di Jakarta-Bekasi menyatakan tidak ada pengurangan gaji dari karyawannya. Selebihnya, perusahaan mengurangi gaji karyawannya dengan berbagai cara, ada yang memotong tunjangan transportasi dikarenakan karyawannya yang bekerja di rumah (7.7%) dan ada pula yang memotong tunjangan lembur (7.7%).

Jika dilihat dari data di atas, tidak terlalu banyak perubahan terjadi pada besaran gaji yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawannya. Sebagian besar perusahaan tidak mengurangi gaji dari karyawannya di tengah pandemi. Hanya sekitar 25% dari narasumber kami yang mengurangi pengeluaran gaji termasuk tunjangan kepada karyawannya dikarenakan perubahan sistem kerja.

 

Sistem WFH di Perusahaan PMA Jepang selama PSBB


Sistem WFH yang dilaksanakan di beberapa PMA Jepang di Jakarta, Cikarang, dan Karawang cukup bervariasi. Sebagian besar menjalankan sistem WFH 50% dengan sistem masuk bergantian dalam seminggu. Selain itu, sebesar 7.7% perusahaan menerapkan WFH khusus untuk staff marketing. Bagi perusahaan manufaktur ada pula yang menerapkan sistem WFH 50% khusus untuk karyawan bagian produksi sementara staff lainnya tetap masuk seperti biasa tanpa WFH. Namun demikian, terdapat sebesar 10.3% perusahaan tidak menerapkan WFH dan seluruh karyawan masih masuk seperti biasa. 

Untuk mencegah penyebaran virus, perusahaan banyak menjalankan tindakan preventif yang salah satunya adalah penerapan sistem bekerja WFH. Sistemnya pun berbagai macam, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Perusahaan manufaktur tentunya harus mencari cara agar produksi tetap bisa berjalan dengan kondusif sehingga membuat berbagai macam kebijakan mulai dari menerapkan WFH 40% untuk staf produksi ataupun tidak menerapkan WFH kepada divisi tertentu berdasarkan permintaan produk dari klien. Ada pula perusahaan yang sama sekali tidak menerapkan WFH, dikarenakan jumlah karyawannya yang sedikit.

Berikut adalah rincian dari sistem WFH yang berlaku berdasarkan hasil survey kami.

 

No. System Percentage
1 Sistem WFH 50% (bergantian) 43.60%
2 Tidak ada WFH 10.30%
3 WFH hanya untuk karyawan Sales & Marketing 10.30%
4 Tidak ada WFH untuk beberapa divisi berdasarkan permintaan dari customer 7.70%
5 Sistem kerja 4 hari dalam seminggu 5.10%
6 Sistem shift pagi dan siang 5.10%
7 50% WFH untuk karyawan produksi dan WFH penuh untuk karyawan lain 2.60%
8 WFH penuh selama bulan April 2.60%
9 40% WFH untuk karyawan produksi dan 50% WFH untuk karyawan lainnya 2.60%
10 50% WFH untuk karyawan produksi dan tidak ada WFH untuk karyawan lainnya 2.60%
11 WFH bergantian per divisi 2.60%
12 WFH penuh selama April hingga Juni 2.60%
13 Tidak ada WFH untuk karyawan produksi dan 50% WFH untuk karyawan lainnya 2.60%

 

 

 

Memasuki PSBB hingga saat ini kita telah melalui banyak perubahan, baik dari kebiasaan baru hingga aktivitas kerja yang menyesuaikan kondisi saat ini. Dengan data dari sampel di atas kami harap kita semua bisa melihat bahwa di tengah pandemi COVID-19 ini, di saat sistem kerja telah banyak berubah mengikuti keadaan, kita masih mampu untuk mempertahankan posisi kita saat ini. 

Hal ini juga menjadi harapan untuk kita semua bahwa masih ada kesempatan untuk kita kembali bangkit di tahun mendatang.